Fakultas Teknik UGM dan PT Geo Dipa Energi Panen Perdana Kentang dengan Pupuk Silika Sulasih Sulanjana
Banjarnegara – PT.Geo Dipa Energi (Persero) bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Panen Perdana kentang yang menggunakan Pupuk Silika Sulasih Sulandjana.
Panen perdana dilakukan Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Dr. Selo, bersama Dirut PT Geo Dipa Energi (Persero) Yudistian Yunis, Camat Batur Aji Piluroso, Kepala-kepala Desa, para petani mitra di seluruh kecamatan Batur, dan tokoh-tokoh masyarakat di lahan demplot milik petani di dusun Krajan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Jum’at (5/7/2024).
Panen perdana kentang dengan menggunakan pupuk silika sulasih sulanjana ini sekaligus untuk mengenalkan masyarakat di Dataran Tinggi Dieng dengan pemanfaatan material ikutan dari proses Geothermal berupa silika, sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam agroindustri.
Direktur Utama GeoDipa (Persero) Yudistian Yunis mengatakan, demplot sulasih sulanjana tersebut merupakan wujud nyata bagaimana Geo Dipa mencoba memanfaatkan semaksimal mungkin produk produk dari panas bumi selain listrik yang bisa dimanfaatkan.
“Alhamdulilah hari ini kita berhasil membuktikan bahwa salah satu manfaat dari terbentuknya silika yang ada air panas yang kita ambil dari perut bumi ini sangat bermanfaat untuk petani sebagai pengganti pupuk kimia ,” kata Yudistian
Ia mengatakan dalam air panas bumi ternyata banyak unsur- unsur yang sama dengan pupuk dan sama dengan unsur hara yang ada ditanaman.
Yudistian mengatakan, peneliti UGM bilang biasanya unsur hara muncul karena gunung meletus, namun saat ini hasil mengekstrasi panas bumi dari dalam tanah ikut terbawa, ini menjadi keberkahan khusus petani karena akhirnya sumber pupuk bisa juga didapat dari limbah silika.
“Insyaallah kami bersama dengan masyarakat dan terutama perguruan tinggi akan terus mengembangkan dan memberdayakan pupuk sulasih Sulanjana menjadi pupuk unggulan yang berasal dari dataran tinggi Dieng,” lanjutnya
Lebih jauh Yudis mengatakan, Silika tersebut sebelumnya menjadi masalah karena perusahaan harus melakukan parawatan tinggi terutama pipa-pipa jaringan operasional produksi selalu ada yang mengandung kandungan plak silika.
Dan dengan mengumpulkan silika di satu tempat untuk diolah menjadi bahan pupuk, maka satu permasalah lingkungan terselesaikan karena sebelumnya pihak perusahaan bingung untuk membuang limbah produksi (silika).
Kerjasama Geo Dipa dan Fakultas Teknik UGM serta petani juga terbuka untuk menguji coba bagaimana silika ini bisa olah, sehingga yang tadinya menjadi problem bagi operasi panas bumi hari ini menjadi keberkahan dan bermanfaat bagi semuanya.
“Hari ini bertepatan dengan ulang tahun Geo Dipa ke 22, momentum ini sekaligus untuk membuktikan komitmen Geo Dipa terhadap pemanfaatan panas bumi yang berwawasan lingkungan dan kemaslahatan masyarakat sekitarnya,” katanya
Sementara Dekan Fakultas Teknik UGM Prof. Dr. Selo mengatakan, beberapa peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang tergabung dalam Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik UGM menemukan bahwa endapan silika dan unsur-unsur penyertanya bermanfaat bagi tanaman karena meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan terhadap serangan hama.
Mereka memproses silika dan unsur-unsur bermanfaat lainnya dengan teknologi nano-partikulat menjadi booster cair yang ramah lingkungan yang siap diaplikasikan pada perkebunan di Dieng.
Booster itu dinamai “Sulasih-Sulanjana”, seperti nama dewa dewi penyubur dan penjaga tanaman.
Hal ini karena penelitian ini mengakar pada kearifan lokal yang tersirat dalam tembang pengiring tari “Lengger” mengenai upaya mengelola sumber daya dengan tetap menjaga kelestarian alam.
Dekan Fakultas Teknik dan Dirut PT Geo Dipa juga mengapresiasi inovasi oleh tim peneliti, di mana pembuatan pupuk dan booster alami dari limbah panas bumi merupakan terobosan dalam pelestarian lingkungan.
Booster tersebut dapat membantu mengurangi secara signifikan penggunaan pupuk kandang yang menimbulkan bau busuk dan merusak mikrobiologi tanah, serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimiawi.
“Ke depan booster Sulasih-Sulanjana akan diaplikasikan pada berbagai tanaman hortikultura di dataran Tinggi Dieng,” kata Selo.
Selo juga mengatakan jika energi panas bumi itu sendiri merupakan energi terbarukan khas Indonesia sebagai negara yang terletak pada cincin api Pasifik. Booster dari produk samping panas bumi yang notabene adalah bahan alam asli Indonesia dan dibuat oleh putra-putri Indonesia diharapkan menjadi suatu produk unggulan yang mencerminkan sinergi antara sektor energi dengan sektor pertanian.
Sementara Camat Batur Aji Piluroso berharap suatu saat produk pupuk hasil limbah silika ini bisa menjadi menjadi produk inovasi daerah yang bisa mencakup tidak hanya wilayah batur saja namun bisa digunakan untuk kebutuhan pupuk di Banjarnegara atau bahkan untuk kepentingan nasional.
“Kami atas nama pemerintah daerah mengucapkan selamat atas dikeluarkannya produk pupuk sulasih sulanjana ini, semoga produk ini menjadisalah satu produk unggulan, sekaligus solusi dari Geo Dipa dalam penanganan limbah,” kata Aji
Aji menambahkan jika bumdes di Kecamatan Batur juga siap membantu pengelolaan pupuk sulasih sulanaja ini dalam pemasaran.
“Atas nama pemerintah daerah, kami juga mengucapkan selamat Ulang Tahun yang ke -22 Geo Dipa, semoga semakin jaya, dan semua yang berkaitan dengan GDE mendapat ridho dari Allah SWT,” katanya.(ahr)