DR Mukhlis Beri Pembekalan Pemberdayaan Masyarakat kepada Mahasiswa Politeknik Banjarnegara
BANJARNEGARA – Stunting bukan sekedar masalah kesehatan, tetapi juga berdampak sosial dan ekonomi. Anak-anak stunting mengalami gangguan fisik dan perkembangan mental, kekebalan tubuh rendah, gangguan nutrisi dan kesehatan. Pun, bisa berimbas pada prestasi akademik, serta berdampak pada produktivitas dan ekonomi dalam jangka panjang.
Melalui kolaborasi dengan Program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Daerah (PKMD) Ikatan Cendekiawan Muslim Se–Indonesia (ICMI) Banjarnegara turut terpanggil dalam upaya penanganan masalah stunting. Ketua ICMI Banjarnegara Dr. Mukhlish, M.Si., memberikan pembekalan terkait dengan program pemberdayaan masyarakat, Rabu 08 Oktober 2024 di Kampus Politeknik banjarnegara.
Dr. Mukhlish, M.Si., mengatakan, Program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Daerah (PKMD) diselenggarakan oleh Kampus Politeknik Prodi Kebidanan. Program ini tersebut memiliki korelasi dengan Program Desa Cendekia yang sedang dirintis oleh ICMI Banjarnegara.
Menurut Mukhlias, Salah satu sumber masalah stunting adalah gizi buruk pada ibu dan anak. Kurangnya asupan gizi pada ibu sejak sebelum hamil, selama kehamilan, dan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak dapat menghambat pertumbuhan mereka. Ini menyebabkan tingginya angka stunting di Indonesia. Masalah ekonomi. juga berperan penting.
“Keluarga dengan pendapatan rendah memiliki akses terbatas terhadap makanan bergizi, sehingga anakanak mereka tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup. Ketimpangan ekonomi juga memperburuk situasi ini karena hanya sedikit orang yang memiliki akses terhadap sumber daya dan kesempatan,” katanya.
Disamping itu, pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang gizi yang baik juga kurang. Banyak orang tua di Indonesia belum sepenuhnya menyadari pentingnya makanan bergizi dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang pola makan seimbang. Praktik pemberian makanan yang tidak tepat juga berkontribusi pada gizi buruk pada anak. Akibatnya, anak-anak tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dengan baik.
Permasalahan tersebut, lanjut Mukhlias, menjadi perhatian kalangan akademis dan intelektual kampus di Banjarnegara, salah satunya adalah Kampus Politeknik Banjarnegara. Maka untuk membantu pemerintah Politeknik Banjarnegara Prodi Kebidanan berencana melakukan pemberdayaan masyarakat melalui Pembangunan Kesehatan Masyarakat Daerah (PKMD) yang akan difokuskan di Desa Karangsari Kecamatan Pejawaran. Desa ini menjadi sasaran pemberdayaan dengan pertimbangan berbagai aspek.
“Program PKMD ini memiliki hubungan erat dengan Program Desa Cendekia yang dirintis oleh ICMI sehingga diharapkan ada sinergi dalam upaya pemberdayan masyarakat tersebut,” imbuh DR Mukhlis, “kami berharap sinergi antara ICMI dengan Kampus Politeknik dalam memberdayakan masyarakat akan terus terjadi sehingga masyarakat.”
Hadir dalam acara pembekalan tersebut Ketua Prodi Kebidanan, para Dosen Politeknik antara lain: Umi Nur Fajri, S. SiT., M.Tr.Keb, Lia Aria Ratmawati, S.ST., M.Kes. Dian Nirmalasari, S. SiT., M.Tr.Keb. dan pengurus ICMI Banjarnegara.*** (mjp).