Gelar rembug stunting, Kabupaten Banjarnegara Kejar Target Turunkan Stunting Hingga 14 persen
BANJARNEGARA – Penjabat Bupati Banjarnegara Muhamad Masrofi menargetkan angka stunting di Banjarnegara turun hingga 14 persen di tahun 2024.
Target ini sesuai dengan target nasional penurunan stunting.
Hal tersebut disampaikan Masrofi saat acara Rembug Stunting Tingkat Kabupaten Banjarnegara Tahun 2024 di Pendapa Dipayudha Adigraha, Jum’at (12/7/2024).
Masrofi juga menyampaikan jika saat ini jumlah anak stunting di Kabupaten Banjarnegara menurut data dalam aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat ( EPPGBM ) terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2022 kata dia, prosentase stunting Banjarnegara sebesar 18,3 persen dan pada tahun 2023 menjadi 17,5 persen atau turun sebesar 0,8 persen
Sedangkan menurut data SSGBI/SKI angka stunting Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2022 sebesar 22,2 persen menjadi 19,9 persen pada tahun 2023 atau turun sebesar 2,3 persen.
“Penurunan ini perlu lebih dioptimalkan mengingat target nasional tahun 2024 sebesar 14 persen. Target ini butuh kerja keras, kerja cerdas serta komitmen bersama dari kita semua untuk mewujudkannya,” kata Masrofi
Lebih jauh Masrofi menyampaikan bahwa, Kekurangan Gizi tidak saja membuat Stunting, namun juga menghambat kecerdasan, memicu penyakit dan menurunkan produktivitas.
“Stunting, walaupun bukan termasuk penyakit, namun tidak bisa dipandang sebelah mata. Anak dengan kondisi stunting cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan anak yang tumbuh optimal, sehingga akan berakibat menurunya kualitas Sumber Daya Manusia, “jelasnya
Sementara Sekretaris daerah Banjarnegara Indarto pada kesempatan tersebut mengatakan, Prevalensi Stunting di Kabupaten Banjarnegara menurut hasil Survey Kesehatan Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,3 persen dari angka 22,2 persen di Tahun 2022 menjadi 19,9 persen di tahun 2023.
Sedangkan hasil pengukuran di posyandu yang hasilnya di input dalam aplikasi e-PPGBM juga mengalami penurunan.
“Apabila dibandingkan secara regional di Karesidenan Banyumas, Kabupaten Banjarnegara mengalami penurunan angka prevalensi yang relative tinggi, bahkan ada kabupaten yang justru mengalami peningkatan angka prevalensi,” kata Indarto
Sekda Indarto pada kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi atas peran, dukungan dan kerjasama dari Tim Percepatan Penuruna Stunting (TPPS) Kecamatan yang telah bersama-sama dengan stakeholder di wilayahnya mendukung upaya percepatan penurunan stunting ini.
Meskipun dari hasil evaluasi capaian masih ada yang perlu kerja lebih keras dalan menurunkan angka stunting yaitu Kecamatan Pejawaran, Kalibening dan Wanayasa yang merupakan tiga kecamatan dengan prevalensi sunting tinggi di Kabupaten Banjarnegara.
Sedangkan Kecamatan Madukara, Wanadadi dan Pagedongan sebagai tiga kecamatan yang memiliki angka prevalensi terendah diminta untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan upaya pencegahan untuk mewujudkan generasi yang bebas stunting di wilayahnya.
Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Banjarnegara Yusuf Agung Prabowo mengatakan, Rembug stunting merupakan wujud komitmen pemerintah daerah dalam melakukan Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting di Kabupaten Banjarnegara .
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melaksanakan Aksi ke 3 (Tiga), yaitu Rembuk Stunting dari 8 (Delapan) Aksi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Terintegrasi sesuai dengan Petunjuk Teknis Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Kab/Kota.
Rembug stunting di Banjarnegara diikuti 150 peserta yang berasal dari unsur Pemerintah Daerah, Lintas Sektoral, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan Organisasi Masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.
Sedangkan Narasumber adalah Kepala Loka POM di Banyumas , Kepala Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Direktur Politeknik Banjarnegara.
“Kami berharap melalui rembug stunting ini ada peran yang kongkrit dari setiap stakeholder yang ada dalam mengurangi angka stunting di Banjarnegara dan ada koordinasi seluruh stakeholder dalam mengurangi Angka Stunting,” kata Agung.(Kb_13).